5 Bisnis Kuliner dari Indonesia yang Merambah Mancanegara

Bisnis Kuliner kini tengah booming. Bisnis ini menjadi sukses karena masyarakat sekarang lebih konsumtif. Kini kuliner dengan banyak varian muncul dibeberapa daerah baik kota besar maupun kota kecil.
Pernahkah anda melihat bisnis ini sepi pengunjung? Tentu saja tidak hampir setiap hari tempat kuliner selalu ramai dikunjungi. Apalagi kuliner yang dibuat dengan konsep unik dan menarik tentu daya tarik masyarakat pun akan semakin tinggi. Nah berbicara tentang kuliner Indonesia, apakah sudah ada dari Indonesia yang mendunia? Jawabannya tentu ada kawan. Tak serta merta kuliner luar negeri seperti KFC dan pizza saja yang diakui secara internasional, kuliner Indonesia pun sudah ada yang diakui oleh dunia.
Kuliner Gerai di J.Co Donut & Coffee
Lima Kuliner Asli Indonesia Yang Diakui Dunia
Kuliner merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan dan bisa digeluti oleh semua orang. Target pasar yang luas dan juga kebiasaan orang Indonesia yang doyan makan tentu segala macam jenis kuliner pastinya akan selalu laku, tak terkecuali dengan gerai J.Co Donut & Coffee. Namanya yang asing dan juga produknya yang ke barat-baratan tentu semua orang akan suka.
Namun siapa sangka jika J.Co Donut & Coffee merupakan asli buatan anak bangsa Indonesia. J.Co Donut & Coffee merupakan dua brand dalam satu perusahaan pencetusnya adalah  seorang anak bangsa yang berbakat dalam bisnis, Johnny Andrean. Kesuksesan pria asal Pontianak ini tak lepas dari insting dan naluri bisnisnya yang sangat tajam. Bagaimanakah cara Johnny memulai bisnis? Mari kita simak kisahnya.
Johnny dikenal sebagai pengusaha yang memiliki segudang ide baru. Ternyata, ide-ide kreatif itu diperolehnya berkat hobi traveling. Dengan berjalan-jalan ke berbagai tempat, ia mendapat inspirasi untuk membangun dan mengembangkan bisnisnya. Tak pelak bisnis salonnya sukses merambah dan merajai berbagai wilayah di seluruh penjuru tanah air.
Namun kesuksesan bisnis salon saja tak membuat Johnny puas. Ia mencoba memperluas bisnisnya ke bidang kuliner. Johnny pun membawa brand besutannya, BreadTalk, dari Singapura ke Indonesia. Toko roti itu disenjatai dengan konsep baru yang kemudian laris manis.
Setelah berhasil dengan BreadTalk, Johnny berusaha mengekspansi bisnisnya lagi. Naluri bisnisnya membuat ia memutuskan untuk membuka gerai donat. Saat akan membuka bisnis ini, Johnny sempat berpikir untuk menggunakan konsep yang sama dengan BreadTalk, yaitu membeli hak waralaba dari luar negeri. Namun setelah dianalisis, Johnny mengurungkan niatnya karena donat luar negeri dirasa kurang memenuhi standar. 
Analisisnya saat itu tidak sembarangan. Ia memiliki ilmu dan wawasan dari kegiatan survei serta risetnya ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan berbagai negara Eropa.
Walhasil, keputusannya untuk tidak membeli waralaba luar negeri pun sangat tepat. Dengan membawa nama J-Co Donuts & Coffe, Johnny membuka gerai pertamanya pada 2005. Dengan mengadopsi gerai terbuka seperti halnya BreadTalk, J.Co ternyata juga disambut pasar dengan luar biasa. Kini donat-donatnya yang lezat telah menjadi favorit masyarakat.
Saat ini terdapat lebih dari 100 gerai J.Co yang tersebar di berbagai kota di tanah air. Bahkan, J.Co telah merambah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Shanghai, dan Filipina. Setelah mencapai kesuksesan ini, apakah akhirnya Johnny puas dan berhenti berbisnis? Tentu saja tidak. Sebagai pebisnis, ia selalu mencari ide baru untuk mengembangkan usahanya. Salut!
Kuliner Ayam Bakar Mas Mono
Lima Kuliner Asli Indonesia Yang Diakui Dunia
Ayam merupakan salah satu makanan yang paling laku dan juga sangat mudah untuk di konsumsi oleh semua orang, salah satu produk dari ayam paling terkenal hingga pelosok desa adalah KFC, segala bentuk ayam goreng ditabur dengan terigu pasti orang akan mengenalnya. Meski tidak dibuat di Amerika namun makanan yang satu ini walau di buat di pinggir jalan tetap saja akan dibilang KFC.
Nah berbicara tentang Bisnis Kuliner dari Indonesia yang Merambah Mancanegara tentu kita punya salah satunya produk Ayam Bakar Mas Mono. Ayam Bakar Mas mono sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan harganya yang terjangkau. Pada awalnya, ayam bakar Mas Mono ini hanyalah usaha atau belajar membuat blog. Saat ini, dalam sehari Ayam Bakar Mas Mono dapat menjual sampai 1000 ekor ayam untuk ke-23 cabangnya yang tersebar di daerah Jabodetabek. 
A.Pramono adalah mantan office boy dan supervisor sebuah perusahaan swasta ini berani meninggalkan jabatan supervisor yang sudah diraihnya hanya untuk membuka usaha sendiri demi meningkatkan taraf hidup orang yang dicintainya. Pada awalnya, ia berjualan gorengan yang hanya mempunyai omset sekitar 15.000 sampai 20.000 dalam sehari. 
Keluarganya protes akan keputusan ini. namun bagi A.Pramono, memulai usaha tidak perlu memilih-milih usaha mana yang mendatangkan untung yang besar, yang terpenting adalah action. Hingga akhirnya ia beralih ke dalam belajar membuat blog lainnya, yaitu berjualan ayam bakar.
Mas Mono selalu senang dalam belajar untuk melakukan hal baru dan bermanfaat bagi hidupnya. Sehingga, walaupun dia hanya berjualan ayam bakar, dia selalu bekerjakeras agar ayam bakarnya ini dapat diterima oleh masyarakat luas. Setiap kegagalan yang terjadi tidak membuatnya putus asa, malah membuatnya tambah bersemangat untuk terus berkerja. 
Berkat kerja keras serta kesabaran dari sanak keluarga Sekarang sudah ada 29 outlet resto yang dimiliki Mas Mono. Tak hanya itu, Mas Mono juga mendapat penghargaan dari Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010. Bangga bukan dengan mereka, semoga jadi contoh buat Anda kawan.
Kuliner Es Teler 77
Lima Kuliner Asli Indonesia Yang Diakui Dunia
Inspirasi usaha memang bisa datang dari mana saja, termasuk dari hal-hal sederhana yang mungkin kita sendiri tidak pernah menduga. Salah satu bukti nyatanya dialami langsung oleh pengembang brand Es Teler 77, Sukyatno Nugroho. Ide mengembangkan usaha es telernya bermula dari ibu mertuanya sendiri yang bernama Murniati Widjaja. 
Ibu mertuanya tersebut pernah mengikuti sebuah lomba kuliner khusus es teler, dan tak disangka es teler racikan sang ibu mertua mendapatkan predikat sebagai juara satu. Dan setelah mencoba dan mencoba, akhirnya ia bersama istri dan kedua mertuanya bertekad untuk mencoba berjualan es teler secara kecil-kecilan.
Sebelum menjalani usaha es telernya tersebut,  Sukyatno telah pernah mencoba berbagai macam usaha mulai dari sales, tengkulak, makelar, bahkan usaha salon. Namun hasilnya nihil dan pada akhirnya memaksa dirinya untuk menutup usahanya tersebut. Namun semua berubah sejak ia mendapatkan “ilham” dari nikmatnya es teler racikan ibu mertuanya tersebut.
Jadilah tepat pada tanggal 7 Juli 1982, ia dan keluarganya memulai untuk menjual es teler. Nama Es Teler 77 pun dipilih dengan alasan bahwa angka 77 yang berada di belakang es teler merupakan angka hoki yang dipercaya akan membawa keberuntungan dalam usahanya tersebut. Dengan nama Es Teler 77, ia berserta keluarganya berharap usaha ini bisa menuai sukses di kemudian hari.
Saat ini sudah ada cabang Es Teler 77 di Penang Malaysia, Singapura, India, dan Australia. Menjadikan usaha tersebut sebagai salah satu Bisnis Kuliner dari Indonesia yang Merambah Mancanegara.
Kuliner Bumbu Desa
Mendengar nama Bumbu Desa anda pasti membayangkan sajian khas masakan pedesaan khas bumi Parahyangan, Jawa Barat. Memang benar, di restoran ini anda akan disajikan berbagai sajian khas Sunda. Anda dapat menikmati makanan seperti sayur asam dan ikan gurame, sambal cobek dan lalapan serta diiringi alunan musik Sunda yang khas.
Setelah outlet pertamanya dibuka di Bandung, restoran ini telah membuka cabang di berbagai kota di Indonesia. Bagi anada yang menggemari masakan sunda anda dapat menjadikan Bumbu Desa sebagai salah satu tujuan wisata kuliner untuk anda dan keluarga.
Saat memasuki restoran Bumbu Desa, anda akan langsung merasakan nuansa pedesaan yang dikemas secara modern. Para pelayan atau pramusaji menggunakan pakaian khas warga desa seraya menunjukkan keramahtamahan kepada setiap pengunjung.
“Wilujeng Sumping” adalah sapaan hangat yang pertama kali akan Anda terima dari penerima tamu yang ramah, ketika memasuki Bumbu Desa. Ini adalah sapaan dalam bahasa Sunda yang berarti “Selamat Datang!” dan biasa digunakan sebagai sapaan akrab dan penuh kehangatan di antara penduduk desa bumi Parahyangan.
Menu yang cukup terkenal di sini adalah Gurame Cobek. Beberapa menu lainnya yang bisa Anda pesan dari resto Bumbu Desa adalah berbagai jenis ayam goreng seperti Ayam Goreng Laos, Ayam Goreng Bumbu Kecap, Usus Ayam Goreng dan Ati Ampela.
Makanan khas Sunda seperti Karedok dan Pencok Leunca juga dapat anda nikmati di sini. Bagi Anda penggemar petai, anda pun dapat menikmati sajian Petai Goreng ataupun Petai Bakar. Selain itu berbagai menu tumis seperti Tumis Kangkung, Tumis Genjer, Tumis Jamur, Tumis Leunca dan Tumis Cumi juga tersedia bagi Anda untuk menambah kelengkapan lauk makan Anda.
Kini, sudah ada lebih dari 50 cabang Bumbu Desa di Indonesia maupun luar negeri. Tidak hanya makanan, Santoni juga menjamin kualitas pelayanan dari para pegawainya. Bahkan, ada pelatihan khusus untuk para pegawainya yang langsung dipandu oleh ahli dari bidang jasa dan psikologi.
Kuliner Pecel Lele Lela
Lima Kuliner Asli Indonesia Yang Diakui Dunia
Merk Pecel Lele LELA merupakan singkatan dari Pecel Lele LEbih LAku. Pecel Lele LELA berdiri sejak 2006, kini perusahaan yang bergerak dalam dunia kuliner ini sudah memiliki 83 outlet di Indonesia dan Malaysia. Menjadikan kuliner asli Indonesia yang sukses dan diakui dunia. Seiring dengan perkembangan yang sangat pesat perusahaan ini mulai di-franchise-kan pada 2009. Omzet per bulan dari usaha pecel lele LeLa mencapai kurang lebih Rp3 miliar.
Awalnya, Rangga Umara, pemilik restoran Pecel Lele Lela memilih lele sebagai bahan baku utamanya dalam merintis usaha di dunia perkulineran. Ia menuturkan alasan memilih lele untuk menjadi makanan utama dalam restorannya karena lele itu ada di mana-mana. Sejauh mata memandang di kaki lima, warung pecel lele dari dulu hingga sekarang masih tetap ada. 
Walaupun terkena krisis sekalipun lele tetap eksis hingga sekarang. Dengan melihat peluang market yang luas bapak dua anak ini memutuskan mantap untuk memilih lele dalam merintis awal usahanya. Dengan modal awal sebesar Rp3 juta, pria lulusan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STIKMI) Bandung ini, memulai usaha ini. Hingga akhirnya usaha yang dirintisnya pada 2006 bisa dia franchise-kan pada 2009.
Pecel lele Lela yang mempunyai arti "Lebih Laku" ini sudah memiliki lebih dari 83 outlet franchise di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Makassar, Purwokerto, Semarang, Palembang, Pekanbaru, Batam, Surabaya, dan Palu. Sementara untuk outletnya yang dia bangun sendiri sudah berjumlah delapan outlet.
Dengan menu variatif serta harga yang terjangkau ini, yaitu berkisar antara Rp15 ribu-Rp18 ribu, Anda sudah bisa mencicipi menu variatif di pecel lele Lela ini. Misalnya menu favorit yaitu lele saus padang dan bagi yang tidak menyukai lele, ayam bakar madu bisa juga menjadi pilihan favorit Anda.

Nah, itulah kawan sekiranya lima Bisnis Kuliner dari Indonesia yang Merambah Mancanegara. Dengan segala perjuangan mereka membangun mulai dari nol hingga sekarang tentu bisa menjadi motivasi dan pelajaran bagi kita semua. Toh usaha tidak ada yang instan dan semuanya butuh proses, betul tidak. Semoga bermanfaat kawan.

0 Response to "5 Bisnis Kuliner dari Indonesia yang Merambah Mancanegara"

Posting Komentar